Pulau Belitung memang tidak hanya memiliki pesona wisata alam yang mengagumkan. Tapi Belitung juga punya beragam tradisi dan kesenian yang menarik disaksikan. Salah satu tradisi dan kesenian menarik yang bisa Anda tonton di Belitung adalah Beripat Beregong. Beripat Beregong sendiri adalah sebuah seni bela diri khas Belitung yang dilakukan dengan menggunakan alat pukul berupa rotan.
Keistimewaan Seni Beripat
- Memiliki riwayat yang panjang sejak masa Kerajaan Badau
- Ada legenda kisah peminangan laki-laki kepada gadis desa
- Merupakan seni bela diri asli Belitung
- Aksi Beripat Beregong selalu mengundang banyak orang yang penasaran melihat
Para Pemain, Tetua dan Juru Pisah
Setelah Balai Peregongan dan alat-alat musik sudah ada dan siap maka barulah dihadirkan para para petinggi adat, juru pisah serta pencatat jumlah pukulan. Kemudian berikutnya, barulah dipanggil para pria yang akan bermain Beripat Beregong. Sebelum bertanding para pria ini sendiri akan menemui tetua dan ditanya asal rumahnya. Pertanyaan ini diperlukan agar tidak terjadi dendam antar kampung. Aturan Beripat Beregong memang mengharuskan bahawa para pria yang bertanding tidak boleh berasal dari kampung yang sejalan. Jika aturan ini sudah dipenuhi maka permainan pun akan segera dimulai.
Yang bisa dilakukan di Seni Beripat
- Adat istiadat dan tradisi
- Menonton pertunjukan
- Mempelajari sejarah
- Hunting fotography
Kata Beripat sendiri berasal dari kata Ripat yang bermakna mencambuk atau memukul dengan sebuah alat. Sementara itu Kata Beregong berasal dari kata Gong yang berarti alat musik yang digunakan untuk mengiringi permainan ini. Dari kesenian bela diri khas Belitung ini memang ada bunyi-bunyian musik sepanjang permainan berlangsung. Beripat Beregong sendiri bukan hanya sekedar permainan atau aksi bela diri. Sebab sejatinya kesenian ini akan mampu mencerminkan kejantanan seorang lelaki Belitung. Meski ada adu cambuk menggunakan rotan, uniknya Beripat Beregong dahulu sengaja digelar dengan tujuan mempererat hubungan antar kampung.
Dalam perkembangannya sekarang, Beripat Beregong sudah meluas untuk kegiatan umum kemasyarakatan seperti syukuran dan juga kegiatan seni-budaya seperti perayaan Maras Taun dan Selamatan Kampung. Memang jika dibandingkan zaman dulu, pelaksanaan Beripat Beregong sudah mengalami penurunan. Pelaksanaan Beripat Beregong yang sudah jarang ini bukan tanpa sebab. Pasalnya saat akan menyelenggarakan Beripat Beregong ada banyak hal yang perlu dipersiapkan. Beberapa hal tersulit ketika akan mengadakan Beripat Beregong adalah membangun Balai Peregongan yakni rumah setinggi sekitar 6-7 meter. Selain itu dalam penyelenggaraan Beripat Beregong ini juga diperlukan beberapa alat musik yang harus dinaikkan ke Balai Peregongan.
Fasilitas di Seni Beripat
Permainan Beripat
Permainan Beripat Beregong sendiri biasanya dimainkan pada malam hari. Permainan ini dimulai dengan dukun yang menyuruh pemain membuka pakaian bagian atas dan mengenakan ikat kepala dari kain. Tangan kiri pemain sendiri akan dibungkus atau diikat kebat yang berfungsi untuk menangkis pukulan lawan. Permainan Beripat Beregong sendiri dilakukan dengan aturan tidak boleh menyerang bagian pinggang ke bawah atau kepala. Karena penghitungan atau penilaian yang bisa dihitung hanya yang mengenai bagian punggung. Pemenang sendiri adalah pemain yang tidak terkena pukulan bagian punggung atau yang paling sedikit mendapatkan pukulan.
Memulai Permainan Beripat Beregong
Seperti disinggung sebelumnya bahwa untuk mengadakan Beripat Beregong ini tidaklah mudah. Sebab Beripat Beregong memang membutuhkan banyak hal untuk persiapannya. Selain pendirian Balai Peregongan dengan tinggi 6-7 meter, Beripat Beregong juga membutuhkan beberapa alat musik seperti gong, serunai, kelinang, tawak-tawak, gendang dan gamelan yang harus diangkat ke Balai Peregongan. Untuk menaikkan alat-alat musik ini sendiri harus mendapat izin dan dipimpin oleh ketua adat atau ahli waris pemilik gong. Alat pemukul berupa rotan sepanjang 1,30 cm juga tak boleh dilupakan. Senajata rotan sendiri sebelum dipakai akan digosok menggunakan air yang telah diberi jampi-jampi atau mantra. Ajaibnya, dengan adanya air mantra ini maka para pemain tidak akan merasa kesakitan saat dipukul.
Komentar Seni Beripat