Keroncong memang telah menjadi salah satu bagian dari seni musik di negeri ini. Salah satu seni musik keroncong yang bisa kita temui yaitu Stambul Fajar yang ada di Belitung. Seni keroncong Stambul Fajar di Belitung sendiri tidak lahir satu dua hari, tapi sudah muncul sejak lama. Bahkan begitu melegendanya Stambul Fajar membuat musik keroncong ini telah menjadi seni-budaya Belitung. Lalu seperti apakah keroncong Stambul Fajar yang seringkali ditampilkan dalam beberapa event kegiatan budaya masyarakat tersebut? Berikut ulasannya.
http://www.belitungisland.com
Keroncong Stambul Fajar ini memiliki ciri khas yaitu iramanya yang mendayu-dayu. Sementara itu untuk lirik atau baitnya sendiri berpantun ‘A B A B’ dengan kata dan bahasa indah berisi puji-pujian, nasehat, harapan dan juga ratapan hati. Karena iramanya yang mendayu-dayu dengan iringan musik yang lembut dan tenang, maka Keroncong Stambul Fajar ini biasanya dimainkan pada malam hari hingga menjelang subuh.
Salah satu acara malam yang kemudian sering menampilkan keroncong Stambul Fajar yakni Maras Taun. Pada gelaran tersebut, musik keroncong Stambul Fajar akan ditempatkan pada bagian penutup. Saat Stambul Fajar menghibur, mereka yang hadir biasanya akan saling berbincang (belagor) sambil minum kopi hangat hingga datangnya pagi. Dari waktu tampil inilah kemudian yang membuat seni keroncong Belitung ini disebut Stambul Fajar.
http://www.belitungisland.com
Mengenai waktu pertama kali munculnya orkes Stambul Fajar ini tidak ada yang mengetahui secara pasti. Tapi menurut catatan Wikipedia Indonesia, musik Stambul telah dikenal di Indonesia sejak tahun 1880-an. Hal ini terbukti dari keberadaan Keroncong Tugu di Gambir dan Kemayoran. Nah dari daerah inilah disinyalir para seniman Belitong membawanya ke daerahnya hingga melahirkan Stambul Fajar.
Para seniman tadi kemudian memperkenalkan Stambul Fajar hingga akhirnya seni musik keroncong tersebut tersebar di daerah-daerah pedalaman Pulau Belitung hingga ke daratan Selat Nasik. Dari sini muncullah beberapa kelompok seni musik yang tersebar di Belitung. Salah satu kelompok keroncong Stambul yang masih setia melestarikan musik ini adalah yang dipimpin oleh Pak Satar Sirim yang berada di Desa Renggiang Belitong Timur. Sementara itu di Selat Nasik bisa dijumpai dua kelompok Stambul yakni Stambul Fajar dan Stambul Sedap Malam. Untuk kelompok Stambul Sedap Malam sendiri bahkan anggotanya sudah terjadi regenerasi hingga kalangan kaum muda.
Menurut Iqbal Saputra selaku Ketua Dewan Kesenian Belitung (DKB) yang pernah melakukan riset tentang Keroncong Stambul Fajar di Pulau Mendanau, Belitung pada tahun 2018, menyatakan bahwa nama Keroncong Stanbul muncul karena adanya pengaruh musik gaya Istanbul. Tapi dari riset yang dilakukannya, Iqbal mendapati ternyata tidak ada hubungan antara keroncong jawa dengan keroncong Stambul Fajar.
Ditengah semakin pesatnya teknologi, membuat beberapa kalangan khawatir dengan nasib seni keroncong Stambul Fajar yang memang semakin ditinggalkan generasi muda. Memang ada beberapa kelompok Stambul yang mampu melahirkan generasi muda penerus musik keroncong ini. Tapi itu jumlahnya tidak banyak. Untungnya di Belitung ada acara Maras Taun. Dengan adanya Maras Taun ini maka musik Stambul di Belitung pun kembali hidup dan eksis. Ini karena ketika agenda tersebut digelar maka banyak orang yang kemudian menyaksikan. Beberapa undangan untuk mengisi acara terkadang juga bisa menyelamatkan nasib beberapa kelompok musik keroncong tersebut.
Komentar