Mengidentifikasi tarian di Indonesia memang bayak macam dan ragamnya. Hampir setiap daerah memiliki jenis tarian sendiri-sendiri, termasuk salah satunya di Belitung. Sebagai daerah yang sedang menanjak potensi wisatanya, ternyata Belitung juga mempunyai sajian tarian yang mempesona untuk disaksikan. Selama ini Belitung memang lebih populer atau dikenal dengan pantainya yang indah. Tapi bila Anda mengenal lebih dalam, maka Negeri Laskar Pelangi ini ternyata memiliki tarian yang menarik. Salah satu tarian menarik di Belitung yang membuat Anda terkesima melihatnya adalah Tari Campak. Lalu seperti apakah Tari Campak yang saat ini telah menjadi budaya khas Bangka-Belitung, terutama Suku Sawang tersebut? Berikut penjelasannya.
Sejarah dan Riwayat Tari Campak
http://www.belitungisland.com
Tari Campak memang memiliki riwayat tersendiri. Bahkan dari namanya saja, Tari Campak punya asal-usulnya. Jadi menurut sumber sejarah, nama Tari Campak ini muncul dari seseorang bernama Nek Campak. Nek Campak yang asalnya dari Riau ini adalah orang yang membawa dan mengenalkan Tari Campak di Belitung. Diperkirakan Nek Campak membawa tarian ini melalui Pulau Seliu pada abad ke-18. Namun dalam perkembangannya terutama saat Indonesia dijajah bangsa Portugis, Tari Campak ini mengalami perubahan. Untungnya perubahan yang ada tidak mengubah semua bagiannya. Ini karena perubahan yang ada terjadi karena akulturasi atau percampuran dua budaya antara budaya portugis dan budaya tanah air. Pada jaman penjajahan bangsa portugis, tarian ini kemudian mengalami akulturasi budaya. Percampuran budaya ini sangat terlihat dari gerakan, kostumnya, dan musik pengiringnya yang memiliki kesan gaya Eropa. Walaupun begitu, budaya lokal juga masih melekat pada tarian ini, hal ini terlihat pada kostum penari pria, alunan pantun dan beberapa musik pengiringnya yang menghadirkan gaya Melayu.
Akulturasi dalam Tari Campak
http://www.belitungisland.com
Seperti yang disebutkan bahwa Tari Campak ini pada masa penjajahan Portugis mengalami akulturasi atau percampuran budaya. Dari adanya akulturasi ini maka kita bisa menyaksikan budaya-budaya Portugis pada Tari Campak. Beberapa bentuk akulturasi yang bisa kita saksikan dalam Tari Campak ada pada musik pengiring, kostum dan gerakan yang digunakan para penarinya. Pada akulturasi musik pengiring Tari Campak kita bisa menyaksikan beberapa alat musik Eropa seperti akordion atau keyboard dan biola atau piyul. Sementara pada kostumnya kita bisa menyaksikan budaya Eropa ini pada kostum penari wanita karena adanya gaun panjang, sepatu hak tinggi dan topi. Sementara itu pada gerakannya juga bisa kita mendapati kesan Eropa. Meski telah mendapatkan percampuran budaya, tapi budaya lokal pada Tari Campak ini tetap bisa kita jumpai. Beberapa budaya lokal yang bisa kita dapati pada Tari Campak tersebut antara lain kostum penari pria, alat pengiring (gong dan gendang) serta alunan pantun.
Filosofi dan Gambaran Tari Campak
http://www.belitungisland.com
Tari Campak memang bukan tarian biasa tanpa makna. Tapi tarian ini memiliki nilai dan filosofi tersendiri. Nilai dan filosofi dari Tari Campak ini adalah penggambaran keceriaan dalam pergaulan remaja atau para bujang dan dayang di Kepulauan Bangka Belitung. Dari nilai dan filosofi inilah maka tarian Campak akan dibawakan oleh kalangan kaum muda baik itu pria dan wanita dengan ekspresi kegembiraan.
Jenis Tari Campak
http://www.belitungisland.com
Tari Campak ini ternyata memiliki jenis atau varian. Hal ini bisa kita dapati khususnya di Belitung. Jadi di Belitung ini kita bisa mendapati dua jenis Tari Campak yaitu campak darat dan campak laut. Apa perbedaannya? Perbedaanya adalah tari campak darat adalah tarian pergaulan dan kegembiraan yang bila dihadirkan akan menyajikan musik dan nyanyian serta para penari yang berpasangan. Sedangkan untuk tari campak laut biasanya dihadirkan sebagai ajang mencari pasangan dan dilakukan hingga larut malam.
Musik pengiring Tari Campak
Pada musik pengiring tarian campak ini kita bisa mendapati beberapa alat yang digunakan. Alat musik yang ada pada Tari Campak bisa dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu alat musik dari akulturasi budaya Eropa dan alat musik asli budaya lokal. Alat musik dari akulturasi budaya Eropa sendiri bisa kita lihat dari akordion atau keyboard dan biola atau piyul. Sementara alat musik asli budaya lokal ada pada gong dan gendang. Walau ada dua budaya yang menghiasi musik pengiring Tari Campak namun saat dimainkan, alat-alat musik tersebut mampu menghadirkan nada dan irama yang selaras dan harmonis dengan menyesuaikan gerakan para penarinya.
Kostum Tari Campak
http://www.belitungisland.com
Tidak hanya pada musik pengiringnya kita bisa mendapati beragam budaya, tapi pada kostum para penarinya kita juga bisa menjumpainya. Kostum Tari Campak yang bisa kita dapati budaya barat atau Eropa adalah pada kostum penari wanita. Kostum para penari wanita dalam Tari Campak ini memang sangat kental dengan budaya Eropa. Hal ini bisa kita dapati dari adanya gaun panjang, topi dan juga sepatu hak tinggi. Sementara itu untuk kostum penari pria akan bisa kita jumpai budaya lokal tepatnya budaya Melayu. Budaya Melayu pada kostum penari Campak pria ini bisa kita dapati dari celana panjang, kemeja, selendang dan peci.
Penampilan Tari Campak
Saat ditampilkan Tari Campak akan menghadirkan para penari usia muda atau remaja baik itu laki-laki dan wanita yang saling berpasangan. Penari perempuan pada tari Campak ini disebut nduk campak, sementara penari laki-lakinya disebut penandak. Gerakan pada Tari Campak sendiri terbilang lincah. Ini karena dari filosofinya, Tari Campak menggambarkan keceriaan pada remaja muda. Jadi dengan ekspresi kegembiraan dan keceriaan, para penari laki-laki dan perempuan semuanya akan bergerak dengan lincah dan gemulai mengikuti alunan musik pengiring. Kelincahan dan gemulainya para penari Tari Campak ini akan terlihat salah satunya dari gerakannya yang mengibas selembar sapu tangan dengan mengkibas-kibaskannya mengiringi jari-jemari. Dan ditengah-tengah tarian Campak ini nantinya para penari akan ada balas pantun sebagai simbol dan ciri khas budaya Melayu.
Kemeriahan Bersama Penonton
Dan supaya dalam tarian Campak ini lebih meriah maka biasanya para penari di bagian-bagian tertentu, akan mengajak para penonton untuk ikut menari. Tidak jarang pula para penari Campak ini mengajak para penontonnya untuk membalas pantun bersama. Menariknya, saat para penonton ini diajak menari dan berbalas pantun, tidak sedikit ada dari para penonton dan penandak atau penari pria yang memberikan sejumlah uang pada Nduk Campak jika mereka kalah dalam berbalas pantun.
Gelaran Tari Campak
Pada awalnya, Tari Campak ini ditampilkan atau dihadirkan pada waktu tertentu saja yakni pada saat masuk musim panen padi atau sepulang dari ume (kebun). Namun seiring perkembangan zaman, Tari Campak ini mengalami perluasan gelarannya pada acara-acara penting seperti penyambutan tamu, pesta rakyat, adat pernikahan dan lain sebagainya. Perluasan gelaran Tari Campak ini terjadi karena adanya keinginan untuk melihat serta kekaguman orang lain atas gerakan tarian yang menarik untuk disaksikan.
Komentar