Hasil tangkapan nelayan ini menjadi komoditi ekspor ke beberapa negara tetangga, diantaranya Singapura. Kepiting rajungan yang diekspor merupakan hasil olahan, yakni hanya daging kepiting saja. Para nelayan diperkirakan mendapatkan hasil Rp 300 ribu setiap harinya.
Sebagai rasa syukur dengan pencapaian yang didapat dari alam, masyarakat Desa Padang Kandis menggelar pesta nelayan. Pesta ini dilangsungkan selama dua hari Sabtu dan Minggu pekan lalu. Berbagai lomba digelar untuk menyemarakkan pesta nelayan ini.
Perlombaan yang digelar diantaranya adalah lomba titian bambu, lomba renang, lomba ngeremis. Selain itu juga lomba dayung, mancing, bikin jaring ketam, tarik tambang. Semuanya berkaitan dengan nelayan, dilaksanakan oleh nelayan dan diperuntukkan bagi nelayan sekitar.
Sejumlah stan didirikan di sekitar lokasi acara untuk menyajikan berbagai hasil laut yang diperoleh nelayan. Hiburan-hiburan lain juga dilakukan selama acara berlangsung. Puncaknya, kepala daerah dan sejumlah pejabat diundang dalam sebuah acara seremoni serta menikmati hidangan hasil laut.
Kades Padang Kandis Mahyudin mengatakan pesta tahunan nelayan ini telah rutin digelar sejak 2013 lalu. Masyarakat juga mendukung pemerintah daerah dalam pengembangan pariwisata. Selain itu acara ini juga untuk mempererat tali persaudaraan antar nelayan.
Selain memiliki komoditi ekspor, Padang Kandis juga memiliki potensi wisata untuk mendukung Belitung sebagai destinasi wisata. Saat ini Desa Padang Kandis sedang berusaha menata desanya untuk pariwisata. Pantai masih menjadi andalan desa ini, namun dengan dilengkapi wisata kuliner hasil laut.
Dermaga Teluk Gembira akan dijadikan sebagai kawasan pariwisata. Sementara dermaga satunya yang berada di Pantai Karang Naga akan dijadikan dermaga khusus untuk nelayan di dua tempat, yakni Desa Padang Kandis dan Desa Pulau Seliuk.
"Kami sudah dibikin dermaga tapi belum bisa merapat untuk sampai tebing. Kami sudah ada rencana pengerukan," ujar Mahyudin. (*)
Komentar